Dianggap sebagai salah satu bangunan paling penting di abad ke-20, dan mewakili pergeseran penting dari bentuk modernisme fungsionalis ke bentuk plastis organik yang jarang yang ditampilkan Le Corbusier dalam proyek-proyek sebelumnya.
Le Corbusier akhirnya menerima proyek pembangunan kapel setelah kujungannya pada Juni tahun 1950. Le Corbusier terpukau oleh pesona "genius loci" dan sejarah Bukit Ronchamp, serta mendapatkan persetujuan dari Pastur Pierre Marie Alain Couturier yang membebaskan Le Corbusier mendesain kapel.
Le Corbusier merancang patung tiga dimensi plastis yang dapat dilihat dari semua sisi. Pengunjung diarahkan mengikuti suatu prosesi "arsitektur promenade" untuk menangkap serangkaian view dinamis ketika mendekati bangunan dan memasuki ruangnya. Sesaat memasuki kapel, cahaya menembus dinding selatan ruang yang gelap. Lantainya mengikuti kemiringan alami lereng bukit menuju altar, yang terletak di bawah titik tertinggi kapel. Atapnya yang seperti shell ditopang dinding yang sangat tebal dengan kolom-kolom beton yang tersembunyi di dalamnya. Atap didesain tidah menyentuh dinding, terdapat retakan cahaya horizontal selebar 10cm sengaja diciptakan untuk menciptakan efek cahaya yang memukau.
Berdirinya kapel ini menuai ragam reaksi, para kritikus, Gereja, dan warga Roncham melihat bangunan kapel yang sangat tidak rasional, cerminan kemunduran gerakan modern. Namun, dilain pihak, para pendukung melihat karya ini sebagai puisi yang dimodifikasi oleh rasionalisme arsitek, perkembangan logis dalam pengembangan idiom modernis yang dipadukan dengan keindahan tempat dan perasaan akar spiritual arsitek yang intens.
