Overlapping Space

Ideas
2 years ago

Ruang saling bertumpuk, aktivitas mulai bersilang akankah ruang masih sama?

Pertanyaan tersebut mendasari pentingnya pemahaman akan persilangan aktivitas yang mungkin menjadi sebuah polemik atau malah sebaliknya. Tumpukan-tumpukan aktivitas pada ruang yang sama mulai luput dari mata pencipta. Mulai mempertanyakan eksistensi ruang tersebut, nama dan kegiatan apa saja yang hadir. Kapan ruang tersebut hadir masih menjadi tanda tanya. Pasar saat ini berkembang menjadi wadah jual beli dan kegiatan distribusi yang tanpa sengaja kata-kata tersebut memiliki perantara aktivitas didalamnya. Pasar Senggol di Bali pada dasarnya sebagai contoh sederhana persinggungan dan tumpukan aktivitas. Kenapa, kapan, bagaimana, mengapa Pasar Senggol itu hadir di lahan kosong ruang kota. Studio kali ini mencoba menjawab akan sebuah desain apa yang fisibel untuk menjawab persilangan aktivitas tersebut?

 “Overlapping“ kata kunci dari studio ini merupakan buah pikiran akan pertanyaan eksistensi bangunan dan aktivitas didalamnya yang sering kali sangat kompleks dan menjenuhkan. Dalam era distruptive saat ini gejala perubahan sistem yang membabi buta sangat mempengaruhi prilaku dan juga cara menanggapinya. Para peserta akan dihadirkan dalam konteks antara distruptive area dan pasar senggol yang mengkaji kontektivitas keduanya di waktu sekarang dalam makna representasi sebuah overlapping spaces pada Pasar Tradisional di Bali.

Peserta merupakan mahasiswa Universitas Warmadewa yang telah diseleksi berdasarkan kesediaan dan ketertarikan akan konsep overlapping spaces yang coba dibangun.

Group 1 akan melihat kemungkinan tentang tumpukan elemen suara yang bias dan memilki keterikatan nada pada Pasar. Tim satu menggunakan alat pengukur suara dan menggunakanya untuk merekam aktivitas pada pasar dan merepresentasikannya melalui susunan steples yang memiliki makna tersendiri berdasarkan interpretasi si “pencipta” yaitu personal.

Group 2 mencoba melihat keterikatan pasar dengan waktu dan cahaya. Pertemuan cahaya dan sebagai penanda waktu merupakan sebuah ruang alami sebagai sebuah keterikatan akan aktivitas masyarakat di pasar. Dari studi pencahayaan yang dilakukan, cahaya merupakan sebuah perantara, pembatas, dan penggerak ruang yang direpresentasikan melalui bahan steples dan foam buah yang ditemukan di Pasar.

Related
168 Comments
A
Login to leave a comment. Sign In ?